Hermanus Hartono
Bornei Tribune, Sekadau
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sekadau Paulus Subarno meminta kepada pemerintah baik pemerintah kabupaten Sekadau maupun pemerintah provinsi Kalbar, dalam hal ini Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Perindagkop) supaya mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah turunnya harga buah tengkawang yang terjadi di pasaran akhir-akhir ini.
Khusus untuk kabupaten Sekadau, harga buah tengkawang sebelumnya berkisar antara Rp7000 hingga Rp8000 perkilogramnya. Namun setelah buahnya banjir, harganya pun ikut turun. Sekarang harga dari agen ke petani hanya berkisar antara Rp5000 hingga Rp6000 perkilogramnya.
Menurut Paulus Subarno, legilslator PDP ini, menurunnya harga buah tengkawang yang terjadi secara berangsur-angsur itu, tentu saja membuat petani menjerit. “Harusnya harga buah tengkawang itu naik, karena dinilai langka,” ujarnya.
Karena pokok tengkawang bisa berbuah kembali sekitar 3 sampai 5 tahun kedepan. “Maka musim buah tengkawang ini kita anggap tergolong langka. Karena langka harganya harus naik, bukan malah turun,” terang Paulus Subarno.
Subarno panggilan akrabnya, menyarankan kepada dinas perindustian, perdagangan kopersi dan usaha kecil menengah kabupaten Sekadau bekerjasama dengan dinas perindagkop provinsi kalbar, agar bersama-sama mencari solusi terbaik dalam mengatasi harga buah tengkawang yang saat ini menurun. Karena kepada siapa lagi masyarakat berharap, ungkap Subarno yang juga mantan guru ini berharap kalau bukan kepada pemeritah.
“Masyarakat menggantungkan harapannya kepada dinas perindagkop kabupaten sekadau dalam mencari solusi harga buah tengkawang yang terus menurun ini. Dengan harapan, naiknya harga buah tengkawang dapat menambah penghasilan petani,” ungkap Subarno.
Sementara itu Atui, salah satu warga Ensalang yang juga petani tengkawang dengan lugas menuturkan harapannya kepada Perindagkop Sekadau dan Perindagkop Provinsi Kalbar, supaya membantu petani dalam mencari solusi terbaik terhadap menurunnya harga buah tengkawang. Setidaknya, dengan tibanya musim buah tengkawang ini, tutur Atui bisa menambah pendapatan para petani disamping penghasilan lain.
“Kami kawatir jika harga buah tengkawang ini terus menerus turun, pokonya malah ditebang oleh petani, padahal pemerintah mewajibkan masyarakat menjaga kelestarian hutan. Lebih baik pokoknya kita buat papan, toh sama juga jika musimnya tiba, harganya pun menurun. Padahal ini buah langka harusnya mahal. Kebijakan pemerintah sangat kami harapkan, dalam rangka membantu petani meingkatkan pendapatannya. Dengan demikian kesejahteraaan petani dapat terwujud,” tuturnya.
Postingan Populer
-
By. Hartono Setelah 32 Tahun Menanti IMB keluar, akhirnya kesabaran dan doa umat Katolik Paroki keluarga Kudus Kota Baru terjawab. Mereka ke...
-
Hartono Borneo Tribune , Pontianak Kemarin secara resmi Pengurus Cabang Pesatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Pengcab PSSI) Kabupaten...
-
Hartono Humas Pemkab Sekadau Suara sirene memecah keheningan kota Sekadau, Minggu (1/3) sekitar 03.30 wib dinihari. Warga yang sedang...
-
Wakil Bupati Sekadau Rupinus, SH,M.Si meresmikan Gereja Katolik Santo Gregorius I Stasi Engkedang Paroki Sungai Ayak Kecamatan Belitang H...
-
By. Hartono Borneo Tribune, Pontianak Kursus Pengawas Pertandingan (PP) tahun 2008 telah diselesaikan sesuai program PSSI. Dalam kursus yang...
Kota Penelusuran
Media Kalbar
Kasih Itu
Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.
Minggu, 14 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar