Bupati Sekadau Simon Petrus SSos MSi
didampingi istri, Ny Scolastika Simon Petrus dan unsur Forkompinda
memperlihatkan buah durian asli Sekadau dalam kegiatan makan Seribu
Durian di kantor Bupati Sekadau, Kamis (5/12).
Bupati
Sekadau, Simon Petrus saat membuka kegiatan Makan Seribu Durian itu
mengatakan, berbagai keunggulan yang dimiliki buah durian asli Sekadau
perlu diperkenalkan kepada masyarakat luar. Menurut dia, durian Sekadau
memiliki keunggulan, diantaranya dagingnya yang tebal dan rasa lezat.
Selain itu, durian asal Kabupaten Sekadau dijamin higienis dan bebas
dari zat-zat kimia.
“Durian Sekadau paling enak. Alami juga, tidak ada pupuk-pupukan. Dagingnya lunak (tebal), harum dan manis,” tutur Simon.
Bupati menyadari, saat musim durian seperti saat ini, para warga yang memiliki kebun durian akan mendapatkan penambahan penghasilan dari hasil penjualan durian. Untuk itu, keberadaan durian perlu dilestarikan.“Sekarang di pasar durian asli Sekadau sudah mulai dijual ke daerah lain. Tentunya masyarakat mendapat tambahan penghasilan dari menjual durian. Makanya keberadaan durian harus tetap kita jaga jangan sampai punah,” ujar Simon.
Bupati menekankan, untuk menjaga agar durian Sekadau tetap eksis, masyarakat diharapkan tidak lagi melakukan penebangan pohon durian. Karena, jika aktivitas penebangan masih saja dilakukan, maka dalam beberapa dekade mendatang bukan tidak mungkin durian Sekadau akan punah.
“Saya imbau agar tidak lagi melakukan penebangan pohon durian. Kalau pohonnya ditebang, darimana dapat buahnya. Ini untuk anak cucu kita kelak,” pesan Bupati.
Permintaan Simon ini bukan tanpa sebab. Sejauh ini, komoditas durian asal Sekadau mulai terancam akibat aktivitas penebangan kayu durian. Di sejumlah Kecamatan yang menjadi sentra durian, seperti Nanga Mahap, Nanga Taman, dan Sekadau Hulur, banyak warga yang menebang pohon duriannya. Akibatnya, pasokan durian dari tiga kecamatan ini mengalami penurunan.
Selain para pegawai, Bupati Sekadau dan Wakilnya, tampak hadir Ketua DPRD Sekadau, mantan Wakapolres Sekadau Kompol Yohanes Suhardi serta Wakapolres Sekadau yang baru, Kompol Yohanes Andis. Ada juga perwira penghubung Kodim 1204 Sanggau, Mayor Azis, para kepala dinas, kepala badan, serta kepala kantor.
“Durian Sekadau paling enak. Alami juga, tidak ada pupuk-pupukan. Dagingnya lunak (tebal), harum dan manis,” tutur Simon.
Bupati menyadari, saat musim durian seperti saat ini, para warga yang memiliki kebun durian akan mendapatkan penambahan penghasilan dari hasil penjualan durian. Untuk itu, keberadaan durian perlu dilestarikan.“Sekarang di pasar durian asli Sekadau sudah mulai dijual ke daerah lain. Tentunya masyarakat mendapat tambahan penghasilan dari menjual durian. Makanya keberadaan durian harus tetap kita jaga jangan sampai punah,” ujar Simon.
Bupati menekankan, untuk menjaga agar durian Sekadau tetap eksis, masyarakat diharapkan tidak lagi melakukan penebangan pohon durian. Karena, jika aktivitas penebangan masih saja dilakukan, maka dalam beberapa dekade mendatang bukan tidak mungkin durian Sekadau akan punah.
“Saya imbau agar tidak lagi melakukan penebangan pohon durian. Kalau pohonnya ditebang, darimana dapat buahnya. Ini untuk anak cucu kita kelak,” pesan Bupati.
Permintaan Simon ini bukan tanpa sebab. Sejauh ini, komoditas durian asal Sekadau mulai terancam akibat aktivitas penebangan kayu durian. Di sejumlah Kecamatan yang menjadi sentra durian, seperti Nanga Mahap, Nanga Taman, dan Sekadau Hulur, banyak warga yang menebang pohon duriannya. Akibatnya, pasokan durian dari tiga kecamatan ini mengalami penurunan.
Selain para pegawai, Bupati Sekadau dan Wakilnya, tampak hadir Ketua DPRD Sekadau, mantan Wakapolres Sekadau Kompol Yohanes Suhardi serta Wakapolres Sekadau yang baru, Kompol Yohanes Andis. Ada juga perwira penghubung Kodim 1204 Sanggau, Mayor Azis, para kepala dinas, kepala badan, serta kepala kantor.
1 komentar:
Dah sibuk kawan ni... nda sempat update tulisan agik... he
Posting Komentar