Kasih Itu

Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.

Kamis, 01 Mei 2008

Warga Serawai-Ambalau Tolak Sawit

By. Hartono
Borneo Tribune, Sintang

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kecamatan Ambalau membantah kalau warga Serawai dan Ambalau menerima perkebunan sawit di wilayahnya. Hal tersebut terungkap saat pertemuan yang digelar Gerakkan Masyarakat Adat Serawai (Gemas) 6-7 April lalu di Wisma Antonius Serawai.
“Sosialisasi sawit di Kemangai sangat tidak adil, dimana peserta yang diundang hanya perangkat desa,” tulis Ketua DPC LPM Ambalau Y. Suban dalam sebuah release yang disampai ke kantor redaksi Borneo Tribune kemarin.
Menurut mereka, peserta yang diundang hanya sekelompok masyarakat yang dipilih untuk mendukung. Ironisnya masyarakat yang hadir dalam rapat tersebut justru bukan petani pemilik lahan melainkan orang-orang yang tidak punya lahan dan tidak pernah bercocok tanam. Dia bilang ini sengaja dilakukan agar kesan di mata investor masyarakat Kecamatan Ambalau menerima perkebunan sawit.
Setelah Suban bersama Pastor Sill yang juga pastor paroki Kemangai, mengundang masyarakat yang benar-benar petani pemilik lahan pada tanggal 31 Maret 2008, dari 300 utusan desa sedi Kecamatan Ambalau 85 % menolak sawit.
Hal serupa terjadi di Kecamatan Serawai, dimana sosialisasi sawit yang dilakukan di gedung serbaguna kecamatan Serawai. Hadir ketika itu kepala dinas perkebunan Sintang, anggota DPRD Sintang beserta Muspika dan Kepala Desa Serawai.
Masih menurut Suban, setelah ditelusuri ternyata masyarakat setempat tidak setuju keberadaan perkebunan sawit. Untuk membuktikan kebenaran tersebut Gemas melakukan pertemuan melibatkan 16 desa di kecamatan Serawai. Dari 80 peserta yang hadir 100 persen menolak.
Alasan penolak antara lain, perkebunan sawit hanya mempersempit ruang usaha masyarakat, untuk berburu, meramu, berladang dan bercocok tanam. Serawai tidak memiliki lahan tidur, yang ada adalah lahan cadangan untuk generasi masyarakat adat pada masa yang akan datang. Mereka memegang teguh pernyataan masyarakat Dayak Uud Danum pada Musdat tahun 2002 yang mengatakan menolak program transmigrasi dan perkebunan kelapa sawit di wilayah masyarakat adat kecamatan Serawai-Ambalau. Program kerja Gemas tahun 2007 hingga sekarang menggalakkan perkebunan karet lokal, disetiap kampung dengan sistem Arisan Gotong-Royong Masyarakat Peduli Masa Depan (AGR-MPMD). Menurutnya pidato bupati Sintang dalam acara syukuran Bupati Cup tanggal 7 April 2008 di Serawai yang mengatakan “Pada dasarnya pemerintah Kabupaten Sintang tidak memaksakan atau mengharuskan menerima perkebunan kelapa sawit, masyarakat punya hak untuk menolak, pemerintah juga mendukung masyarakat yang punya keinginan untuk menggalakkan perkebunan karet, karena harga karet setiap tahun cenderung meningkat.

Tidak ada komentar:

Template by : Andreas aan kasiangan.blogspot.com