Kasih Itu

Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.

Rabu, 26 Maret 2008

Motivasi adalah Kunci Sukses Perempuan

By. Hartono
Borneo Tribune, Pontianak

Aida Mochtar sebelumnya tak pernah bercita-cita menjadi ketua KPU seperti jabatan yang diembannya sekarang. Karena background pendidikan yang diperolehnya bukan lah bidang politik, tetapi pendidikan agama. Karena itu gelar yang disandangnya S.Ag. Selanjutnya di S-2 ia mengambil jurusan Women Study atau program studi kajian perempuan.
Ibu yang ramah dan berwibawa ini memaparkan, saat perekrutan anggota KPU pada tahun 2003 lalu, dia sebenarnya hanya memanfaatkan peluang saja, karena pada saat itu belum mendapatkan pekerjaan yang tetap. Masa itu dia hanya mengajar di beberapa perguruan tinggi yang ada di kota Pontianak, seperti Universitas Muhamaddiah, STAIN dan STIE.
Dikisahkannya proses yang dilalui dirinya hingga menjadi ketua KPU. Ada suatu keberuntungan di mana saat perekrutan anggota KPU, keterwakilan perempuan ternyata diperlukan. Peluang ini pula yang membuatnya memberanikan diri ikut seleksi. Dia dinyatakan lolos dan jadilah ketua KPU. Sebelumnya ia tentu saja anggota biasa.
Dia bercita-cita untuk mendorong kaum perempuan secara maksimal mengaktualisasikan potensi yang ada pada dirinya masing-masing. Karena potensi tersebut adalah anugerah Tuhan. Jadi tidak boleh disia-siakan.
“Perempuan juga kan manusia yang diciptakan oleh Tuhan sama dengan kaum lelaki,” katanya.
Dia mengingatkan agar perempuan selalu meningkatkan kualitas dan sesuai dengan kapasitasnya. Menurutnya dalam setiap pekerjaan apa pun perempuan perlu mendapatkan dukungan termasuk dari keluarga.
Dalam sebuah keluarga, agar berjalan baik maka harus ada saling pengertian. Bagaimana pun perempuan, selain melaksanakan tugas di luar yang menjadi tanggung jawabnya, dia juga harus melaksanakan tugas di rumah.
“Saya kira sebagai ibu dari anak-anak atau istri dari suami ada kewajiban-kewajiban yang harus dijalankan, nah ketika ada kewajiban yang tidak maksimal, yang diperlukan adalah sikap pengertian dari suami dan anak-anak,” ujarnya.
Ketika ada tugas mendasar yang harus dilakukan dan itu menjadi kewajiban, hal yang dilakukan adalah mesti memberi pengertian dengan mengatakan saat ini pertemuan tidak bisa dilakukan dan jangan lupa mohon maaf.
Itu menurutnya harus dilakukan kaum perempuan. Memang di satu sisi itu adalah hal yang memberatkan. Tidak bisa dipungkiri perasaan tidak dapat dibohongi, ketika hal itu terjadi ada perasaan bersalah karena ada kewajiban rumah tangga yang harus ditinggalkan. Perasaan itu bisa hilang ketika anggota keluarga paham dengan memberikan dukungan.
Aida menuturkan kendala yang kerap kali dihadapi oleh perempuan berasal dari pribadinya sendiri. Bagaimanapun kemajuan sesorang sangat tergantung kepada keputusan pribadi dan kemauannya.
Betapa pun lingkungan mendorong perempuan secara maksimal untuk berkembang tetapi kemudian mereka tidak punya motivasi, itu percuma dan inilah yang menjadi salah satu penghambat bagi kaum perempuan berkembang.
”Oleh karena itu saya mengajak kepada kaum perempuan agar rasa malu dan rasa takut supaya bisa ditinggalkan,” ajaknya.
Menurutnya apa pun pekerjaan yang dilakukan harus dipandang sebagai amanah, bukan untuk dibanggakan ataupun ditonjolkan, ketika pekerjaan itu adalah amanah maka ada upaya untuk dimaksimalkan, dengan demikian hasil yang diperoleh juga akan maksimal.

Tidak ada komentar:

Template by : Andreas aan kasiangan.blogspot.com