Hermanus Hartono
Borneo Tribune, Sekadau
Perhelatan pesta demokrasi Pemilihan Umum Calon Legisltatif (Caleg), tidak lama lagi akan berlangsung di hadapan kita. Berbagai cara dilakukan oleh parpol maupun caleg dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Mulai dari penyebaran kartu nama, kalender, pemasangan spanduk serta pemasangan baliho dengan ukuran yang paling besar.
Bukan yang hal yang aneh jika kita berjalan mulai dari Sekadau hingga Pontianak sejumlah atribut partai bertebaran bagaikan jamur di musim hujan. Lalu jika kita saksikan, berbagai tawaran program kerja mereka suguhkan kepada masyarakat. Ada yang mengatakan kita berbuat untuk rakyat, kita bekerja untuk kepntingan rakyat bahkan tidak sedikit yang menawarkan janji, saya akan bekerja dengan baik jika saya terpilih menjadi dewan. Perilaku demikian bukan suatu hal yang baru, wajar jika hal itu terjadi, karena negara kita adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Semua orang diberi kebebasan untuk berkreasi sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya. Asalkan kebebasan (ekpresi) tersebut tidak memeberikan dampak negatif yang akhirnya membuat masyarakat tetap berada pada puncak kemiskinan.
”Tentu kita berharap caleg yang maju dalam kancah demokrasi (Pemilu 2009) ini bukanlah caleg yang suka mengumbarkan janji. Karena ada banyak caleg pada pemilu 2004 yang telah duduk tetapi tidak konsisten terhadap janji, bahkan yang lebih parahnya lagi tidak sedikit dari mereka yang memalingkan wajahnya saat bertemu dengan masyarakat, inikah wajah caleg yang bisa kita harapkan, tentu tidak!,” tutur Andreas seorang pemuda asal Sekadau ketika bertandang di Borneo Tribune, Jumat (16/1) lalu.
Maka terakhir alumni Widya Darma ini berpesan agar caleg yang ikut berkompetisi pada pemilu 2009 ini tidak mengulangi kesalahan serupa, karena tanpa suara rakyat semua unsur politis seperti caleg, bupati maupun gubernur tidak ada apa-apanya. Terbentuknya suatu negara atau pemerintahan karena ada rakyat. ”Tanggung jawab saudara terhadap rakyat dengan hati yang tulus itu yang kami butuhkan, bukan janji,” katanya menyindir.
Postingan Populer
-
Hermanus Hartono Borneo Tribune, Sekadau Tepat tanggal 19 Januari 2009 yang lalu, kita bersama-sama sudah menyaksikan pelantikan Struktur Or...
-
Hermanus Hartono Borneo Tribune, Sekadau Bupati Sekadau Simon Petrus, S.Sos,.M.Si Rabu (1/4) meresmikan Gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) No...
-
Hartono – Humas Pemkab Sekadau Bupati Sekadau sekadau simon petrus, s.sos, m.si dan wakil bupati sekadau rupinus, sh, m.si menghadiri...
-
Hermanus Hartono Borneo Tribune, Sekadau “Bersekolah itu sangat penting bagi setiap anak agar bisa lebih maju dalam berfikir dan bertindak m...
-
Organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang Santo Petrus dan Paulus Sekadau melakukan kunjungan kasih pada keluarga lumpuh...
Kota Penelusuran
Media Kalbar
Kopi Tono Sekadau
Maria Christine Fransiska
Kasih Itu
Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.
Sabtu, 17 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kopi Tono

Tidak ada komentar:
Posting Komentar