Kasih Itu

Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.

Selasa, 21 April 2009

Kondisi Jalan Negara di Kota Sekadau Makin Parah

Hermanus Hartono
Borneo Tribune, Sekadau

”Aduh...alamak ce-ce-ce, minta ampun. Mengapa jalan provinsi di dalam Kota Seadau ini kian hari semakin parah” kata-kata demikian kerab terucap di mulut para pengguna jalan yang merasa jengel, kecewa dan sakit hati saat melintas jalan yang penuh debu dan kubangan itu. Kemana para pejabat, petinggi serta anggota dewan terhormat, sehingga jalan tersebut merana, layaknya seperti ayam kehilangan induk.

Seiring dengan keadaan cuaca yang tidak menentu, kadang kemarau, kadang hujan, menyebabkan jalan nasional atau jalan negara di Kota Sekadau semakin parah. Sepanjang tahun sepanjang bulan dan sepanjang hari, masyarakat Sekadau terus menerus bergulat dengan masalah jalan nasional yang tak kunjung membaik.

Ketika ada perbaikian, itu pun hanya sebatas tambal sulam. Tak heran dalam waktu yang tidak terlalu lama, jalan tersebut kembali hancur. Padahal jalan merupakan salah satu urat nadi yang dibutuhkan dalam dalam berbagai bidang kehidupan. Jalan juga menjadi salah satu indikator dalam rangka mewujudkan pembangunan di tanah air ini.

Kerusakan jalan nasional di Kota Sekadau semakin menjadi-jadi. Mobil terbalik, kecelakaan motor dengan mobil dan motor dengan motor, jatuh di atas motor, bahkan ditabrak saat berjalan kaki, kerab tak dapat dihindarkan. Itu sebuah potret yang boleh dikatakan sudah menjadi sarapan bagi masyarakat Sekadau.

Diperkirakan sekitar 10 titik jalan nasioal yang kondisinya sudah sangat parah khususnya di dalam kota Sekadau. 10 titik itu diantaraya, depan SMAN 1 Negeri, depan Mitra Pelangi, depan kantor pertanahan, depan pemakaman katolik, depan meuble, depan kp Toli-Toli, depan rumah dinas wakil bupati, depan rumah sakit umum Sekadau yang baru, bekas TPA lama, dan jmbatan darurat yang terletak di pal 7 jalan sintang-sekadau.

Baru-baru ini, atau pada saat pemilu 2009 April 2009 lalu, dua siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) asal Tapang Semadak dan Nanga Gonis, pergi untuk selamanya. Kepergian kedua siswi tersebut juga terjadi di jalan nasional, tepatnya di Ensibau atau Sungai Merah atau setelah Kantor Bupati Sekadau. Kondisi jalan tersebut nyaris longsor. Sehingga menyempit tata ruang badan jalan tersebut.

Liri Muri salah, pemuda asal Sekadau berpendapat, bahwa kerusakan jalan nasional yang tak pernah kunjung membaik, selain diakibatkan oleh pengerjaan yang hanya asal-asalan, juga disebabkan karena tidak berfungsinya drainase atau saluran pengairan, tak heran saat musimhujan, jalan tersebut terutama yang tergolong di daerah yang agak rawak selalu mengeluarkan air.

”Coba lihat kalau musim hujan, air merembet hingga di tengan badan jalan, coba kalau salurannya bagus saya pikir air tersebut tidak akan merembet sampai pada tengah badan jalan,” katanya.

Liri berharap, agar pemerintah bisa membuka mata, telinga terhadap persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Bersyukur lanjut Liri, Pemkab Sekadau mau ikut ambil bagian dalam mengatasi kerusakan jalan tersebut. Karena itu kewenangan dari pada pemerintah pusat. ”Jangan biarkan korban berjatuhan akibat kondisi jalan yang semakin parah,” ucapnya.

Tidak ada komentar:

Template by : Andreas aan kasiangan.blogspot.com