Kasih Itu

Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.

Sabtu, 22 Desember 2007

Dari Atlet Tinju Menjadi Protokuler Negara

Hartono
Borneo Tribune, Pontianak

Edi Yoso Sutarto salah satu atlet tinju Kalbar yang pernah mengharumkan nama daerah ini di tingkat nasional sebelum beranjak sebagai Praga Polisi Militer tahun 2005, adalah atlet tinju kebanggaan Kalbar. Edi Yoso kelahiran Jawa Tengah, 9 Agustus 1983 adalah anak pertama dari tiga bersaudara.
Disela-sela cutinya yang pertama kali ini Edi menuturkan keinginan untuk menjadi seorang atlet merupakan suatu hal yang tidak terduga. Sebab ia menyadari kalau dirinya berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Tinggi Menengah Pertahanan Negara (STMPN) pada tahun 2003 akhirnya Ia merantau dan tujuannya kala itu adalah Kalbar.
Menurut pria berseragam TNI yang atletis ini, kedatangannya di Kalbar bukanlah untuk menjadi seorang atlet melainkan untuk mencari kerja. Tidak lama kemudian setelah ia datang di Kalbar akhirnya keingianan untuk bekerja pun terkabulkan.
Pada tahun yang sama Edi diterima bekerja sebagai sopir. Bekerja sebagai sopir oplet ia jalani selama satu tahun.
Setahun sebagai sopir oplet, ia tidak mau menyia-nyiakan waktunya. Selepas bekerja hampir setiap sore ia mampir di gedung olahraga (GOR) untuk melihat aktivitas para atlet. “Sambill iseng saya pun mampir di tempat latihan tinju yang ada di sekitar GOR,” kenangnya.
Kesempatan itu tidak mau disia-siakan, berkat bantuan dari mantan karateka, Zet Kundo, Edi pun akhirnya dihantar untuk bertemu dengan pemimpin Pertina yaitu bapak Jhon RB Pangkey.
Melihat ada bakat tinju yang dimiliki akhirnya Edi diperkenankan untuk berlatih bersama dengan rekan-rekan petinju yang sudah tidak asing lagi seperti Daud Yordan, Agus Setiawan, Widodo, dan Zainal Abidin.
Secara resmi Edi diterima sebagai atlet petinju pada tahun 2005. Prestasi demi prestasi dapat ia raih, salah satu prestasi yang pernah ia raih adalah pada pelaksanaan Porda 2006 di Kalbar setahun yang lalu.
Setahun setelah mulai berkarier sebagai atlet, melalui bantuan dan dukungan dari Pak Jhon Pangkey, Edi pun diperkenankan untuk mengikuti tes TNI. Karena berkat bantuan dan rahmat dari yang kuasa Edi pun akhirnya tahun 2007 diterima sebagai anggota TNI.
Edi Yuso Sutarto menyadari bahwa keberhasilan yang telah ia terima saat ini betul-betul keberhasilan dari Pak John, bahkan ia menilai Pak John merupakan salah satu pemimpin yang bijaksana “Dia sudah banyak membantu para atlet termasuk saya, dan saya sangat berterima kasih atas jasa baik yang beliau berikan,” jelasnya santun.
Atas kerja keras dan usaha yang sungguh-sunguh kini Edi bukan lagi sebagai sopir oplet tetapi sudah menjadi pengamanan negara. Suatu hal yang mustahil kini Edi bertugas sebagai Protokuler Negara.
Diakhir pembicaraannya Edi berharap semoga atlet Kalbar kedepan semakin lebih baik, dan semakin banyak meraih prestasi baik di tingkat lokal maupun nasional.
“Saya siap untuk bertanding kalau memang saya dibutuhkan,” ungkap Edi sambil tersenyum ketika ditemui di sekretariat Pengda PSSI Kalbar, Jumat (21/12) kemarin.
“Masih dengan nada yang sama berkali-kali Edi menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ketua PSSI dan Ketua Pertina Kalbar, bapak Jhon Pangkey atas doa dan dukungan yang diberikan kepadanya.
Menjelang hari Raya Natal ini, tak lupa Edi mengucapkan selamat hari Natal kepada seluruh umat Kristiani terlebih kepada keluarga besar bapak John Pangkey. Tuhan memberkati.□

Tidak ada komentar:

Template by : Andreas aan kasiangan.blogspot.com