Kasih Itu

Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.

Sabtu, 29 Desember 2007

Tergeser Transportasi Darat, Kapal Motor Air Sepi Penumpang

By. Hartono
Borneo Tribune, Pontianak

Sudah jatuh tertimpa tangga. Peribahasa ini agaknya mewakili nasib transportasi air ke daerah pedalaman sebelah timur Kalimantan Barat. Setelah terpuruk akibat kenaikan solar, kini kapal motor kecil ini harus tersingkir transportasi darat dan mengalami sepi penumpang.

Sepi. Demikian suasana aktivitas kapal motor air yang biasa mengangkut warga Kalbar dari dan menuju wilayah timur Kalbar ini. Angkutan yang biasa disebut ‘kelotok’ ini tak kuasa menanggung beban akibat melangitnya harga BBM solar. Ditambah ‘perang tarif’ dengan transportasi darat, membuat sarana angkatan air ini semakin tersisih.
Tak hanya itu, angkutan sungai dinilai memakan waktu tempuh yang sangat panjang. Akibatnya warga lebih memilih jalur bus sebagai sarana angkut yang tercepat menuju daerah pedalaman.
Kepala seksi Angkutan Perairan Dinas Perhubungan Kota Pontianak, Agus.S ditemui di ruang kerja Jumat (28/12) kemarin, membenarkan kondisi tersebut. Agus juga menilai, sepinya angkutan sungai di Kota Pontianak karena disebabkan semakin terbukanya akses angkutan darat.
Agus mencontohkan sebelum terbukanya akses jalan darat rata-rata orang di daerah hulu seperti Putussibau dan Ketapang pada umumnya menggunakan angkutan sungai. “Makin sedikit orang yang mau naik kapal motor. Kalaupun ada paling hanya jarak tempuh dekat atau kawasan yang tidak dapat ditembus jalan darat,” katanya.
Ahai, pemilik Motor air jurusan Pontianak-Terentang, ditemui Jumat (28/12) di pelabuhan Seng Hie Pontianak, mengatakan, angkutan ini masih bisa bertahan, selain karena adanya penumpang, juga memuat beberapa barang yang akan dibawa..
Dia mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar semakin menurunkan prospek angkutan sungai. Lebih jauh Ahai memaparkan kenaikan harga solar Rp 5.000 per liter, membuat mereka tak berdaya, tragisnya lagi imbas dari kenaikan solar membuat mereka memilih menggunakan minyak tanah sebagai alternatif. Padahal bahan bakar tersebut terbilang langka di Kalbar dan daerah lain di Indonesia, akibat kebijakan konversi minyak tanah ke gas oleh pemerintah.
Masih menurutnya, sekali jalan untuk mesin 4 D dibutuhkan 150 (liter) solar. Pertengahan tahun lalu sebelum BBM nik tarif per penumpang Rp 15.000 untuk rute Pontianak-Terentang. Kini tarif harus naik hingga Rp 20.000 per orang agar tidak rugi.
Diakhir pembicaraan, Ahai mengungkapkan, surutnya angkutan penumpang tidak membuat ia mangkir bekerja, karena itu satu-satunya mata pencariannya. “Kita bertahan meskipun penumpang sepi karena tidak ada pekerjaan lain” ucap Ahai sedih
Di tempat terpisah, Junaidi, salah satu penumpang membenarkan bahwa akhir-akhir ini penumpang motor air semakin sepi. Ia berharap agar pemerintah tidak menutup mata terhadap persoalan ini, “Masih banyak masyarakat di pedesaan kalbar yang miskin” pungkas Junaidi. □

Tidak ada komentar:

Template by : Andreas aan kasiangan.blogspot.com