Borneo Tribune, Pontianak
Pria dengan nama lengkap Drs. Cyprianus. S Djudah, kelahiran Sanggau 26 September 1962, tercatat sebagai wasit nasional. Untuk mencapai hingga jadi wasit nasional tentu bukan hal yang gampang dan tidak seperti membalik telapak tangan.
Prestasi yang diraih Cyprianus sebagai wasit tidak lepas dari kerja kerasnya selama ini. Ayah dua anak yang menyunting Viktorina Budi Astuti sebagai pendamping hidupnya itu memang sudah memperlihatkan talentanya sejak kecil. Profesi yang hampir tak terlihat di hadapan masyarakat ini sangat ia cintai.
Karier wasit Cyprianus—demikian ia akrab disapa dirintisnya sejak tahun 1990. Anak Drs. Judah dan M E Owen ini mulai karier dari bawah. Masih di tahun 1990 ia mengambil sertifikat C1 dan C2 sekaligus. Kemudian tahun 1997 pria yang taat dengan keyakinannya (Katolik) itu sudah berhasil mengantongi sertifikat nasional atau C1.
Baginya olahraga terutama sepakbbola sudah menjadi santapan sehari-harinya, maka tak heran ia sendiri pernah bergabung bersama klub Metra 83 Pontianak sebagai pemain.
Pria ramah yang pernah mengenyam pendidikan di Fisipol Untan itu, pernah mendapat tugas dari PSSI pusat. tugas tersebut berupa pra kualifikasi PON XV di Palangkaarya, Kalteng tahun 1999, pra kualifikasi PON XVI di Samarinda Kaltim tahun 2003, selanjutnya, kejuaraan nasional antar perkumpulan perserikatan tahun 2000, Divisi II tahun 2000 zone Kalsel.
Lalu Divisi II tahun 2002/2003 di Tenggarong Kaltim, Divisi Utama LBM tahun 2002/2003, Divisi I Liga Indonesia XI tahun 2005, Divisi III tahun 2005 di Tapian Kalsel, Divisi II Liga Indonesia XII tahun 2006 di Pontianak, Liga Remaja wilayah Kalimantan tahun 2006 di Tapian Kalsel dam Pertandingan Segitiga Persipon Korea, Malaysia (Sarawak) di PSSI Kalbar. Ia juga pernah mendapat tugas sebagai wasit di Sarawak (Serian) tahun 2002.
Masih menyangkut soal wasit, ternyata Cyprianus berani berbicara lantang. Pasalnya, ayah yang berprofesi sebagai seorang guru sekolah ternama di Pontianak yaitu SMA Santo Paulus merupakan pencinta olahraga. Pada tahun 1999 ia dipercaya menjadi pengurus Pengcab PSSI Kota Pontianak (Persipon) sebagai komisi wasit.
Cyprianus yang juga Sekretaris Dewan Pastoral Paroki Keluarga Kudus Kota Baru Pontianak itu mengatakan prestasi atau karier yang sudah diraihnya belum membuat dirinya puas “Untuk menjadi seorang wasit yang baik saya tentu perlu banyak belajar, apalagi menjadi wasit resikonya lumayan besar,” papar Cyprianus dengan nada serius. Ya selamat berkarya, maju terus sepak bola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar