Kasih Itu

Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.

Senin, 14 April 2008

GM Utut Hadapi 28 Pecatur Cilik Pontianak

By. Hartono
Borneo Tribune, Pontianak

PERSATUAN Catur Pontianak (Percapon) dalam rangka kulminasi matahari tahun kunjungan wisata 2008 dan peringatan 100 tahun kebangkitan nasional kembali menghadirkan Grand Master (GM) Drs. Atut Adianto pecatur terbaik Indonsia untuk bermain bersama 28 pecatur cilik Kota Pontianak.
Kedatangan GM Atut disambut langsung oleh ketua KONI Kota Pontianak dr. Buchari A. Rahman bersama ketua umum Percapon Drs. Sidik Pramono, MH Jumat (4/3) lalu di Hotel Kartika Pontianak. Dan kemarin Atut asah otak bersama pecatur cilik Kota Pontianak di Sekolah Percasi Pontianak. Acara berakhir sore dan langsung ditutup oleh Wali Kota Pontianak di kediamannya Jalan Abdul saleh.
Menurut wakil ketua umum Percasi Pusat, Atut tingkat antusias yang diperlihatkan oleh Percasi maupun Percapon dinilai sudah cukup baik, jika hal demikian bisa dibina, bukan mustahil jika semangat optimis yang dimiliki oleh pengurus akan semakin lebih baik. Namun yang menjadi problema kita ketika olahraga tersebut redup adalah karena kurang adanya konsistensi.
“Gambarannya demikian ketika ada event baru terdengar gaungnya, selanjutnya ketika Utut datang baru ada kegiatan namun setelah Utut pulang kegiatan tersebut tidur lagi, hal inilah yang harus kita hindari,” katanya.
Secara pribadi Tutut menilai wacana yang digulirkan oleh Percapon bekerja sama dengan Wali Kota Pontianak untuk membentuk sebuah sekolah catur merupakan satu langkah yang positif, namun apakah dengan situasi semacam ini prestasi bisa datang dengan sendirinya, belum tentu. Hal ini tidak bisa dianggap main-main, jika ingin berprestasi, mesti ditekuni, karena olahraga bukan show yang sifatnya spontanitas.
Berangkat dari persoalan itu ia melihat olahraga tidak bisa disamakan dengan show yang bisa diciptakan dalam waktu singkat, lebih dari itu pengembangan olahraga hanya bisa melalui pembinaan, ditempa latihan serta melalui pendidikan. Ia menyebutkan pembinaan olahraga yang baik adalah melalui latihan, bertanding dan terakhir evaluasi hasil pertandingan “Tiga siklus ini yang tidak boleh putus mata rantainya,” katanya.
Persoalan lain yang kerap kali terjadi disekitar kita, ketika ada pertandingan baru lakukan latihan. Persoalan lain juga, ketika pertandingan selesai jarang bagi petinggi olahraga untuk melakukan evaluasi atau analisis.
Ia menilai jika rating yang diperoleh pecatur cilik bisa mencapi 230, dan yang seniornya 50 sudah menunjukkan langkah yang cukup bagus. Terus pada jaman dahulu untuk mencari pecatur cilik sulit sekali, karena jaman dulu permainan catur diidentik dengan kaki lima, perokok, mukanya selalu kusut namun sekarang sudah menjadi bagian dari pelajaram.
GM Utut mulai belajar catur pada tahun 1970, saat itu satu-satunya .pecatur cilik tanah air ialah dirinya sendiri. Namun dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, satu persatu pecatur cilik di tanah air bermunculan, yang jumlahnya tidak kurang dari 10 ribu jiwa. Tak heran ketika Kerjurda ratusan pecatur cilik bermunculan. “Dan ini terjadi bukan hanya di Kalimantan Barat tetapi dimana-mana, artinya potensi itu terlihat sudah ada,” ujarnya.
GM Utut optimis Percasi di Kalbar bisa berkembang, karena catur adalah olahraga yang paling mudah dikembangkan dengan struktur sosial.
Dikatakannya, salah satu hal yang menjadi kesadaran kita bersama untuk membangun perkembangan olahraga bahwa kita sulit untuk melakukan kerja sama, koordinasi dan kerja sama, yang ada Cuma mau menonjolkan diri masing-masing.
Hal senada dikatakan oleh Sekretaris jenderal Percasi Pusat Sebastian Simanjuntak, hal lain yang menjadi kendala dalam pengembangan olahraga adalah kurangnya konsistensi. Menurutnya catur adalah salah satu cabang olahraga yang mempunyai potensi untuk dikembangkan untuk diangkat di tingkat nasional.
Selain itu olahraga catur tidak mengenal batasan-batasan seperti usia, perempuan maupun laki-laki. “Semua mempunyai kesempatan yang sama, jadi kita punya potensi untuk mengangkat dan mengembangkan olahraga catur menjadi salah satu cabang olahraga andalan di Kalbar,” jelasnya.

Tidak ada komentar:

Template by : Andreas aan kasiangan.blogspot.com