Hartono
Borneo Tribune, Pontianak
Persipon Pontianak boleh berbagga atas kemenangan yang diperoleh setelah berhasil menundukkan PSKS Cilegon 2-1, dalam laga lanjutan Divisi Satu Liga Indonesia di Padang Ball Keboen Sajoek atau PSP Pontianak Rabu (11/6).
Gol untuk Persipon semuanya dikukuhkan oleh Gito straiker Persipon yang dianggap cukup berbahaya. Gol itu terjdi masing-masing dimenit ke 5 dan 49, sementara gol untuk tim PSKS Cilegon berhasil diciptakan oleh Muhamad Noval menit 73. Wasit yang memimpin pertandingan sore itu adalah Doni Supriyadi.
Sebagai tuan rumah, seperti yang terjadi di lapangan kemarin, Persipon lebih banyak diuntungkan oleh faktor non teknis. Faktor non teknis itu adalah wasit, Tidak heran ketiak pertandingan berlangsung banyak benturan yang terjadi, mulai dari pemain antar pemain, pemain dengan wasit, bahkan penonton juga tidak ketinggalan, dengan tanpa dosa satu persatu botol aqua dilemparkan kearah pemain Cilegon dan wasit.
Banyak sikap tidak profesional yang diperlihatkan oleh wasit saat memipin jalannya pertandingan. Tidak tahu pengalaman dari mana saja yang diperolehnya. Sehingga yang sebenarnya bukan pelanggran dianggap pelanggaran atau sebaliknya yang dianggap pelanggaran menjadi bukan pelanggaran.
Tim PSKS yang notabenenya sebagai pendatang menjadi bulan-bulanan serangan gagal akibat olah wasit yang tidak profesional itu. Beberapa serangan yang langsungkan oleh PSKS hampir tak pernah mulus, ada saja yang menjadi penghalangnya, entah itu offside, prikik dan lain sebagainya. Situasi itulah yang kerap kali terjadi di Indonesia ketika menjadi tuan rumah, wasit sudah tidak lagi netral, mereka lebih condong ketuan rumah.
Nuansa seperti inilah yang barang kali membuat olahraga sepakbola di Indonesia sulit untuk berkembang. Tidak bisa melihat siapa yang hebat, dan siapa yang tidak hebat, karena peran wasit yang lebih menonjol dari pada pemain.
Hal ini dikatakan oleh pelatih PSKS Cilegon Yusuf Edono, saat dimintai tanggapannya mengenai ulah wasit yang terkesan tidak profesional itu. Terhadap kekalahan yang diderita anak asuhnya, Yusuf mengaku tidak itu adalah sebuah resiko dalam permainan, ada yang kalah dan ada yang menang.
Namun menurut dia apa yang sudah diperlihatkan oleh anak asuhnya sudah merupakan yang terbaik. “Anak-anak sudah bermain dengan baik, hanya saja faktor keberuntungan yang tidak ada,” ujarnya.
Demikian juga dengan Persipon yang notabenennya tuan rumah. Menurut dia, Persipon dalam permainannya sudah menunjukkan permainan yang terbaik. “Menurut saya mereka sudah bermain dengan disiplin, serangan yang dilakukannya juga sudah cukup baik,” papar dia memuji.
Postingan Populer
-
Makmur: Tiga Langkah Awal Yang Mau Saya Benahi Langkah Awal Saya Mau Benahi Hermanus Hartono Borneo Tribune, Sekadau Makmur Pakpahan, pria k...
-
Hermanus Hartono Borneo Tribune, Sekadau Kepala Kantor Kepegawaian Daerah (KKD) Kabupaten Sekadau Agustinus mengatakan alasan pindah tempat ...
-
Hermanus Hartono Borneo Tribune, Sekadau Bupati Sekadau Simon Petrus yang juga sebagai calon bupati sekadau periode 2010-2015 bersama Ketua ...
-
By. Hartono Setelah 32 Tahun Menanti IMB keluar, akhirnya kesabaran dan doa umat Katolik Paroki keluarga Kudus Kota Baru terjawab. Mereka ke...
-
Hartono Borneo Tribune, Pontianak “Saya selaku Kasat Brimob Polda Kalbar yang juga atasan bripda Yohanes, pada saat tanding di Indosiar 16 J...
Kota Penelusuran
Media Kalbar
Kasih Itu
Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.
Rabu, 18 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar