Kasih Itu

Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.

Rabu, 29 April 2009

Jalan Sanggau Lumpuh 7 Jam, Sepanjang 5 Km


Hermanus Hartono
Borneo Tribune, Sekadau

Kemacetan panjang kendaraan, di jalan Sanggau-Sekadau tepatnya di Senuruk Desa Sei Ringin Kecamatan Sekadau Hilir, Selasa (28/4) petang, mencapai 5 kilometer. Kemacetan terlihat mulai dari pencucian motor Pantai Melaban hingga KP Toli-Toli.

Antrean tersebut terjadi selama 7 jam. Mulai dari pukul 15.00 wib hingga pukul 22.00 malam. Masing-masing kendaraan dari dua arah yang berbeda sama sekali tidak dapat bergerak alias lumpuh.

Ratusan masyarakat di sekitar kampung itu tumpah ruah menyaksikan peristiwa yang memilukan tetapi mengasyikan itu. Ketika ada mobil yang nyangkut dalam kubangan tempat dimana kendaraan amblas atau terperosok, selalu saja menapat disorakkan dari masyarakat. Hui..oi..hore... Lompatan kendaraan yang begitu tinggi dan ganas bagaikan olahraga offroad. Itu yang membuat masyarakat bersorak sorai

Antrean panjang tersebut berawal dari sebuh truk besar yang membawa barang ekpidisi dari arah pontianak hendak menuju ke Sintang. Truk dengan muatan yang begitu syarat gagal melewati tantangan itu. Hal itulah yang membuat truk itu jatuh bangun.

Merasa dirinya lebih hebat, sebuah bus penumpang umum dari arah Pontianak ingin menyelip truk yang sudah terbenam, juga ikut masuk dalam lubangan yang penuh lumpur itu. Kehadiran bus penumpang umum semakin memperparah keadaan tersebut.

Akibat kemacetan tersebut, banyak para pejabat Sekadau yang ikut terjebak. Pejabat yang ikut terjebak antara lain Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sekadau, Djemain Burhan, Ketua KPUD Sekadau.

Ketua KPU Sekadau saat itu baru saja pulang dari Pontianak, ingin pulang ke Sekadau. Begitu sampai di Senuruk dia melihat antrian kendaraan yang begitu panjang. Suban ikut terjebak mulai dari pukul 18.00 wib hingga pukul 21.00 wib.

”Sangat menyedihkan, mengapa bisa terjadi kemacetan seperti ini. Mulai dari pukul 18.00 wib hingga sekarang mobil yang saya gunakan sama sekali tidak bergerak,” lirih Suban ketika ditemui disela kemacetan itu.

Sementara Kadis Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Djemain Burhan saat itu dari kantor ingin pulang ke Sanggau. Kendaraan roda empat berplat merah yang digunakan Djemain, ikut terjebak mulai dari pukul 17 hingga pukul 21 wib. Kendaraan roda empat yang digunakan Djemai terpaku dan terdiam di depan rumah Sekda Sekadau.

Titik jalan yang rusak itu tepatnya di depan rumah Sekda Sekadau, Awang Asnawi. Sekda Sekadau bersama istri tersayangnya, juga ikut menyaksikan kemacetan tersebut. Dengungan dan bisikan suara kendaraan yang terperosok dalam kubangan jalan itu seakan memecahkan gendang telinga.

Peristiwanya itu menyedihkan sekaligus mengasyikan. Sebab beberapa kendaraan yang ikut terperosok dalam kubangan itu lompat seperti kuda liar. Tidak sedikit kendaraan ada yang mengalami patah spring akibat lompatan itu. Bunyian kreak-kreak yang mengenakan boddy dan spring spontan membuat wajah para sopir lesu. Apalagi sebagaian besar kendaraan yang mereka gunakan tergolong masih baru terutama kendaraan kecil seperti inova dan lain sebagainya.

Ruslan salah satu pemilik mobil truk asal Sintang ketika ditemui disela kemacetan itu sangat menyayangkan kinerja pemerintah yang dinilainya sangat lamba. Sebab kersukan jalan nasional tepatnya di dalam kota Sekadau dan wilayah timur lainnya sudah terjadi bertahun-tahun. ”Tetapi mengapa hingga sekaran belum juga diperbaiki,” nada Ruslan bertanya. Selain Ruslan salah seorang penumpang umum bus yang namanya tidak maudisebutkan juga mengatakan hal yang sama.

Menurut dia, pemerintah gagal dalam mensejahterakan masyarakat. Berbagai semboyan dan janji manis yang kerab diuacapkan para elit politik saat menjelang pemilu, pilkada dan pilpres adalah upaya pembodohan sekaligus pembohongan terhadap masyarakat.

Sekda Sekadau Awang Asnawi ketika ditemui di tempat yang sama mengatakan, apa boleh buat karena pemerintah daerah tidak memiliki kewengan untuk memperbaiki jalan nasional itu. ”Ya inilah jadinya, kita tidak berani mengeluarkan biaya untuk perbakan jalan nasional itu, dan inilah peraturan yang kami laksanakan dari pusat,” ucap Awang penuh semangat.

Pemerintah daerah bisa saja perbaiki jalan itu, tetapi siapa yang mau nanggung resiko. Selama jalan itu rusak, sudah kerab kali Pemkab Sekadau melakukan perbaikian, syukur kalau diganti provinsi, kalau tidak ya tinggal cerita,” katanya.

”Dirham Kasi Pemeliharaan jalan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sekadau mengatakan, kalau tidak merasa kasihan dengan masyarakat pihaknya juga tidak mau memperbaiki jalan nasional itu. Alasannya karena memang tidak dibolehkan oleh pusat. Lantas dalam wilayah kota Dirham pun merasa bertanggung jawab, dan minta bantuan kepada beberapa perusahaan di Sekadau untuk sekedar tambal sulam dengan batu. ”kalau kita tidak perbaiki sudah banyak jalan nasionalyang putus,” tegas Dirham.

Tidak ada komentar:

Template by : Andreas aan kasiangan.blogspot.com