Kasih Itu

Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.

Kamis, 28 Mei 2009

Buta Aksara Penyebab TKI Disiksa

Hermanus Hartono
Borneo
Tribune, Sekadau

Persoalan buta aksara bagi negara berkembang seperti Indonesia masih saja menjadi isu sentral. Buta aksara adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat membaca dan menulis. Padahal membaca dan menulis merupakan salah satu kunci menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pernyataan di atas sangat erat kaitannya dengan masalah Tenaga Kerja Inonesia (TKI) yang bekerja di dalam maupun di luar negeri. Kasubid Pengamanan BNP2 TKI Kombes Polisi H. Yuniarlim Munir, ketika di temui usai acara sosialisasi percepatan pemberantasan buta aksara di Tenda Biru Kamis (28/5), mengatakan kasus buta aksara menjadi salah satu indikator yang menyebabkan sebagian besar TKI disiksa dan dibuat tidak berdaya oleh sang majikan.

”Pernah saya temukan di salah satu PT dari 300 50 orang yang buta aksara. Ini sangat menyedihkan,” paparnya. Dikatakan olehnya, buta aksara alias buta huruf sangat berpengaruh terhadap TKI. Lagi-lagi ini menjadi faktor yang menyebabkan TKI ditipu dipers dan lain sebaginya. ”Dia tidak tahu berapa gajinya, dia tidak tahu kapan berakhir kontraknya, dia tidak tahu menangani asuransinya, dia tidak tahu hak-hak yang diterima. Ini akibat karena mereka buta aksara,” terang Munir.

Untuk itu, kedepan diupayakan setiap TKI yang bekerja harus diseleksi baik dari segi usia maupun dari tingkat pendidikannya. ”Paling tidak ketika mereka memiliki pendidikan, mereka tahu secara jelas hak dan kewajiban sebagai TKI. Sehingga tidak ada lagi TKIyang disiksa oleh majikan,” tegas pria menggunakan kaca mata hitam ini.

Kaitannya dengan sosialisasi dan koordinasi model percepatan pemberantasan buta aksara, pihaknya sangat menyambut baik, karena melalui program seperti ini, seluruh TKI yang bekerja baik di dalam maupun di luar negeri bisa membaca dan menulis. ”Saya yakin mereka tidak bisa dibohongi lagi kalau mereka punya pendidikan.

Tidak ada komentar:

Template by : Andreas aan kasiangan.blogspot.com