Kasih Itu

Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.

Minggu, 03 Mei 2009

Ruas Tayan Pontianak Sudah Ada Pungli?

Hentakun/Hartono
Borneo
Tribune, Sekadau

Tandan Buah Segar Sawit milik Ninuk (28) penduduk desa Silat Kapuas Hulu bertebaran di jalan Provinsi ruas desa Peniti Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau, Sabtu (2/5) sekitar jam 20.18.

Ninuk dan seorang temannya sudah tiga jam menunggu truknya tumbang. Mereka kesulitan mengangkat kendaraan tersebut tumbang akibat buruknya kondisi jalan ruas Sanggau-Sekadau.

Setelah tiga jam Truk Colt Diesel bernomor polisi KB 9579 AC bisa diangkat dengan gotong royong sesama pemilik truk dan masyarakat Desa Peniti yang simpatik sekitar 30 orang, Truk tersebut bisa berdiri dan melanjutkan perjalanan membawa TBS ke Pabrik Sawit PT CNS Kecamatan Mukok Kabupaten Sanggau. Menurut Ninok, “Jarak tempuh Kapuas Hulu-Mukok kalau kondisi jalan seperti ini bisa sampai dua hari,” keluh Ninok.

Pak Aan (42) warga desa Peniti setiap hari membantu pemilik truk pengangkut barang dan hasil pertanian perkebunan yang tumbang di ruas jalan Provinsi penghubung Sekadau Sanggau. “Sudah lima bulan kondisi jalan seperti ini, belum ada perbaikan, kasihan yang punya truk pasti ada yang tumbang setiap hari,”keluh Pak Aan yang kental logat Sekadaunya.

Saffarudin (40) warga desa Peniti lainnya mengatakan “Sudah ada diantar pasir beberapa truk ke jalan ini namun tidak tahu untuk apa,” ujarnya. Saffarudin mengharapkan agar pemerintah bisa memperbaiki jalan Sekadau Sanggau agar tidak ada lagi Truk pengangkut tumbang.

Jarak tempuh antara Sanggau-Sekadau kurang lebih 40 kilometer. Anderas seorang warga Sekadau menuturkan, sebelum jalan Sanggau-Sekadau rusak parah, bisa ditempuh dengan waktu sekitar 45 hingga 60 menit. Namun dengan kondisi jalan yang semakin parah, bisa menelan waktu 1 hingga dua jam.

”Kalau gunakan motor mungkin agak cepat, tetapi tidak secepat dulu. Tetapi yang palin parah adalah kendaraan roda empat seperti truk, bus dan mobil kijang lainnya,” tutur Andreas.

Nyawa seorang sopir benar-benar dipertaruhkan saat melintas jalan nasional yang menjadi kebangaan masyarakat Kalbar di wilayah timur itu. Peristiwa yang memilukan ini pula kerab terjadi. Truk terbalik di depan rumah Sekda Sekadau Awang Asnawi yang baru saja terjadi, salah satu contoh peristiwa yang mengancam nyawa seorang sopir dan penumpang.

Celakanya peristiwa seperti ini sering kali lambat mendapat perhatian. Tapi jika ada isu flu burung dan flu babi atau lain sebagainya cepat mendapat respon dari pemerintah. Padahal sama-sama menyebabkan nyawa orang hilang. Maka tak heran tingkat kematian di jalan raya lebih besar dibandingkan kematian yang disebabkan oleh sakit penyakit.

Dalam rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah 2010 yang disampaikan Paskah Suzetta Menteri Negara PPNKepala Bappenas pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak, (2/4) yaitu penguatan perekonomian domestik yang berdaya saing didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur, dan energi.

Dalam bidang infrastruktur akan ada dukungan infrastruktur bagi peningkatan daya saing sektor riil, Peningkatan investasi infrastruktur melalui kerjasama pemerintah dan swasta, Peningkatan pelayanan infrastruktur sesuai Standar Pelayanan Minimum (SPM).

Tidak ada komentar:

Template by : Andreas aan kasiangan.blogspot.com