Kasih Itu

Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.

Kamis, 28 Mei 2009

Tingkat Buta Aksara Kalbar Menduduki Peringkat 29

Hermanus Hartono
Borneo Tribune, Sekadau

Tingkat buta aksara untuk Provinsi Kalimantan Barat masih menduduki peringkat 29 dari 33 provinsi di Indonesia. Jika dikaitkan dengan peringkat tersebut, hingga saat ini, tingkat buta aksara di Kalbar mencapai 60 hingga 70 jiwa.

Pernyataan ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Bara, Akim dalam acara sosialisasi dan bimbingan dan teknis rintisan sinergi pelaksanaan pendidikan nonformal informal dengan lintas sektoral dan kawasan tertinggal dan terpencil di Kabupaten Sekadau dengan direktorat pendidikan masyarakat, direktorat jendral pendidikan non formal dan informal serta dengan departemen pendidikan nasional.

Kegiatan yang bertajuk sinergikan dan sosialisasi pelaksanaan program pendidikan nonformal dengan lintas sektoral di kawasan tertinggal dan terpencil ini dilaksanakan di restoran Tenda Biru jalan Sintang Sekadau, Kamis (28/5), kemarin. Kegiatan ini selanjutnya akan dilanjutkan di Kecamatan Nanga Mahap tepatnya di desa Cenayan atau Sengkabang, hari ini Jumat (29/5).

Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Sekadau Simon Petrus, Kadis Pendidikan Provinsi Akim, Duta Aksara H. Nur Komar, Direktur Pendidikan Masyarakat, Pahala Simanjuntak, Kasubid Pengamanan BNP2 TKI Kombes Polisi H. Yuniarlim Munir, Kadis Dikpora Sekadau, Djemain Burhan, departemen sosial, departemen dalam negeri, departemen kehutanan dan pustekom.

“Kita harapkan tahun ini semua buta aksara bisa dituntaskan,” kata Akim yang juga mantan Kadis Pendidikan Kabupaten Sintang ini. Target tersebut cukup realistis mengingat program penuntasan buta aksara juga akan digulirkan di tahun 2009 ini.

Menurut Akim, dengan dana dari APBN 2009, ditargetkan sebanyak 30 ribu penyandang buta aksara Kalbar dapat di-melekhuruf-kan. Sementara dari dana APBD Provinsi, sebanyak tiga ribu orang dan dari APBD kabupaten/kota sejumlah 12.628 orang.

Di tempat yang sama, Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahragan Sekadau, Djemain dalam sambutanya mengatakan, sangat berharap dengan diselenggarakannya sosialisasi program pendidikan non formal khsususnya program pendidikan masyarakat, dapat terselenggaranya layananan program pendidikan formal, dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, sehingga memiliki kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan SDA yang ada di daerahnya.

Harapan lain, lanjut Djemain, terwujudnya kesejajaran kualitas hidup masyarakat di daerah kawasan adat tertinggal dengan daerah lain yang relatif sudah maju. Terakhir dia menyebutkan adapun peserta sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan program pelaksanaan program pendidikan masyarakat tahun 2009 adalah para pimpinan lembaga, instansi, organisasi mitra pendidikan masyarakat sebagai penyelenggara program pendidikan masyarakat.

Bupati Sekadau Simon Petrus dalam sambutannya mengatakan, komitment pemerintah secara tegas terformulasi dalam UUD 1945 dan UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan hak pendidikan kepada semua warga megara.

”Terkait dengan persoalan itu, untuk tahun yang akan datang kita berharap tidak ada lagi buta aksara di Kabupaten Sekadau,” papar orang nomor satu di bumi lawang kuari ini. Bupati juga menyebutkan, bahwa Sekadau salah satu kabupaten yang dianggap sebagai kabupaten tertinggal. Agar masalah buta aksara tidak lagi berkepanjangan, ungkap Simon maka diperlukan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah.

Menurut dia, hingga saat ini tingkat buta aksara di Kabupaten Sekadau sekitar 1600 jiwa dar 6 ribu jiwa. Dari angka tersebut meski sebagai kabupaten baru, Sekadau dianggap salah satu kabupaten yang tingkat buta aksaranya masih tergolong rendah dibandingkan dengan kabupaten lain.

Direktur Pendidikan Masyarakat, Pahala Simanjuntak, dalam sambutannya menyebutkan, bahwa direktorat jenderal pendidikan non formal dan formal departemen pendidikan nasional telah berupaya keras menyelenggarakan program pendidikan non formal dan informal di seluruh Indonesia, namun karena keterbatasan anggaran sehingga belum dapat dilaksanakan.

Lebih jauh dia mengatakan, dalam rangka mewujudkan amanat UU direktorat pendidikan masyarakat akan mengembangkan rintisan masyarakat di daerah terpencil, sebagai langkah awal pengembangan model rintisan yang diarahkan secara khusus pada program pendidikan. ”Program rintisan ini diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap penurunan buta aksara,” ungkap pahala.

Duta Aksara H. Nur Komar, dalam pemaparannya juga mengatakan, terlaksananya program rintisan lintas sektoral dalam percepatan pemberantasan buta aksara satu-satunya harus dilakukan dengan cara kerjasama.

”Tidak ada yang bisa jika dilakukan dengan cara kerja sama, semuanya bisa dilakukan. Pekerjaan ini dapat terwujud jika dikeroyok secara sama-sama, saya yakin pasti dapat terwujud, dan tidak ada lagi anak bangsa yang buta aksara,” kata Komar anggota DPR RI, komisi X yang juga sebagai pelawak.

Terakhir dia menyebutkan, bahwa dalam melaksanakan pembangunan, tidak boleh dilakukan secara setengah-setengah. Menurut dia, pembangunan yang baik adalah pembangunan yang dilakukan secara maksimal.

”Kita dalam melaksanakan pembangunan harus maksimal, jangan stengah-stengah, jangan kseperti saya, kenapa saya pendek, karena orang tua saat buat saya itu setengah-setengah, makanya pendek,” ungkap Komar dengan nada canda yang disambut dengan aplous dan tepuk tangan dari para tamu yang hadir.

Tidak ada komentar:

Template by : Andreas aan kasiangan.blogspot.com