Borneo Tribune, Sekadau
Sudah menjadi tradisi, ajang corat coret yang dilakukan oleh para siswa setelah menerima amplop kelulusan. Demikian juga dengan arak-arakan pawai. Perilaku yang kurang baik itu sebagai ungkapan kegembiraannya atau pelampiasan karena telah berhasil menyelesaikan pendidikannya di bangku SMA.
Bagaimana dengan nasib bagi siswa yang tidak lusus, tentunya kesediahan dan penyesalan yang ia dapati. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tak lulus ini kerabkali jatuh pingsan.
Atas perilaku atau tindakan para siswa yang dirasakan kurang terpuji itu, surat Kepala Dinas Pendidikan Provinasi Kalimantan Batrat Nomor 055/1350/12.01 Tanggal 5 Juni 2009 himbauan tentang pengamanan dan penertiban peserta didik supaya tidak melakukan hal-hal yang meengganggu ketertiban umum, dan tidak melakukan arak-arakan atau pawai dengan menggunakan kendaraan di jalan raya, serta coret-coretan dinding sekolah, fasilitas umum, pakian, dan lain sebaginya yang sifatnya negatife.
“Sekolah diminta mengarahkan ke hal-hal posistif ke pada siswa, seperti menyumbangkan pakian seragam sekolah, melakukan bhakti social dan kegiatan lainnya sebagai bentuk ungkapan rasa syukurnya karena lulus,” kata Kadis Pendidikan dan pemuda Sekadau Djemain Burhan meniru himbauan yang disampaikan oleh Kadis Pendidikan Provinsi Kalbar ini.
Dalam rangka mengamankan, menertibkan dan mencegah hal tersebut, Djemain, mengatakan pihaknya akan melakukan kerjasama dengan aparat keamanan setempat, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pada saat dan setelah pengumunan hasil ujian UN dimaksud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar