Kasih Itu

Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.

Minggu, 08 Agustus 2010

Enam Orang Suster Pasionis Memperoleh Kaul Kekal Pertama, Misa Syukur Dihadiri Bupati Sekadau Simon Petrus


Hermanus Hartono
Borneo Tribune, Sekadau

“Maka aku akan menjawab Ah Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tida pandai berbicara sebab aku ini masih muda” (Yer 1,6). Adalah motto keenam suster pasionis yang menerima pengikraran profesi pertama atau kaul kekal dan satu orang suster yang menerima profesi relegius 25 tahun menjadi suster di gereja Katolik Santo Petrus dan Palus Sekada Minggu (8/8) emarin. Adalah Suster Donata Katarina yang menerima profesi relegius atau berpesta perak.

Keenam suster muda pasionis yang memperoleh kaul kekal pertama yaitu antara lain Sr. Kristilia Nona, Sr. Edit Yulifitri, Sr. Stevania Efriana Dua Hereng, Betha Marsia Marpaung, Teodosia Marwanti Etty dan Sita Devi.

Perayaan Ekaristi dipimpin langsung oleh Mgr. Agustinus Agus, Uskup Keuskupan Sintang dan pastor kepala paroki Santo Paulus dan Petrus Sekadau P. Markus Adu serta para pastor di keuskupan Sanggau dan keuskupan Sintang.

Pimpinan tinggi kongregasi suster pasionis provinsi Indonesia Sr. Kristina Nong, CP hadir langsung dalam perayaan ekaristi tersebut untuk memberikan kaul kekal kepada keenam suster yang berbahagia tersebut. Para suster dari kongregasi lain juga turut hadir dalam undangan pesta perak dan kaul kekal ke enam orang suster muda tersebut.

Tidak terkecuali, orang nomor satu di Kabupaten Sekadau Bupati Simon Petrus beserta Ny. Scolastika juga turut hadir dalam perayaaan ekaristi yang menyelematkan itu. Hadir juga ketua DPRD Kabupaten Sekadau Aloysius dan Ny. Yanti, para anggota dewan, para orang tua suster yang berkaul kekal, serta seluruh umat katolik di seantero Bumi Lawang Kuari.

Misa syukur yang dimulai pukul 08.00 wib berjalan hikmad meski sedikit diliputi cuaca mendung dan sedikit gerimis. Namun hal itu tidak mengurangi niat dan semangat ribuan umat katolik untuk melaksanakan ibadah.

Dalam kotbahnya yang mulia monsinyur Agustinus Agus mengungkapkan di tengah hiruk pikuk perubahan zaman yang semakin modern dengan berbagai pengaruh dan gejolak, masih ada umat katolik yang merelakan diri untuk menyerahkan diri secara total kepada Tuhan Alllah.

Hal ini menunjukan bahwa Tuhan masih ada di tengah umat. ”Saya menyampaikan selamat dan terima kasih kepada para suster yang berbahagia, karena anda sudah memilih untuk mengikuti jalan tuhan,” tutur uskup asal Lintang, Kabupaten Sanggau ini.

Dikatakan Uskup, di tengah hiruk pikuk dan prubahan zaman yang serba modern sekrang ini, umat katolik mengalami krisis yang disebut dengan suka menyingkirkan tuhan. Uskup menggambarkan seorang sopir mobil, ketika melewati lampu merah atau traffic laigt. Meski dia tahu tanda merah itu berhenti, namun karena tidak ada polisi, dia pun tanpa takut melajukan kendaraanya. Ketika ditanya polisi, mengapa bapak melewati pada saat lampu merah, bapak itu pun menjawab, karena tidak ada pak polisi yang jaga.

Dikatakan monsinyur, cerita itu menggambarkan bahwa manusia lebih takut dengan sesamanya manusia dibandingkan takut dengan tuhan. ”Ini yang saya katakan krisis bahwa tuhan mulai disingkirkan dalam hidup. Saya mengajak kepada umat mari kita sertakan seluruh hidup kita dalam tuhan,” paparnya.

Monsinyur juga menyampaikan terima kasih kepada orang tua suster yang telah merelakan anak-anaknya untuk mengikuti jalan tuhan. Uskup juga berharap semoaga masih ada orang tua yang merelakan anak-anaknya untuk mengikuti jejak para suster ini, dalam memberikan pelayanan kepada umat. ”Yang menuai banyak, tetapi pekerjanya sedikit,” ucap ungkap Uskup dalam bahasa perumpamaan.

Sementara kepala suster kongregasi pasionis, Sr. Kristina dalam sambutannya mengatakan keenam suster yang mendapat kaul kekal dan satu orang suster yang merayakan pesta perak merupakan bisikan tuhan yang senantiasa harus dijalani dengan hidup kemurnian, kesucian, kemiskinan dan kesederhanaan. Dikatakan Kristina, kaul kekal ini bukan merupakan akhir tetapi sebagai awal karya yang baik bagi keenam suster untuk melaksanakan tugas dan perutusan karya keselamatan.

Kristina juga menyampaikan terima kasih kepada uskup, para pastor, pemkab sekadau para donatur yang telah mensukseskan prosesi misa syukur ini. Suster juga mengajak kepada umat supaya dapat merelakan putra-putrinya untuk bisa bergabung menjadi suster kongregasi pasionis.

Sementara itu Bupati Sekadau Simon Petrus, dalam sambutannya menyampaikan atas nama pribadi dan pemerintah menyampaikan selmat dan berbahagia kepada enam suster yang mendapat kaul kekal dan satu orang suster yang merayakan pesta perak 25 tahun menjadi suster.

Dalam sambutannya bupati juga sempat meneteskan air mata ketika melihat keenam suster yang berjalan memikul salib. ”Saya sempat terharu dan meneteskan air mata, melihat keenam suster yang berkaul kekal ketika memikul salib. Mereka sangat berbahagia bisa menjadi pelayan Tuhan,” papar orang nomor satu di bumi Lawang Kuari ini.

Bupati Simon mengatakan, keenam orang suster yang berkaul kekal dan satu orang suster yang berpesta perak adalah orang yang terpenggil untuk mengikuti tuhan secara total. ”Mereka dengan rela menyerahkan diri untuk menjadi pelayan tuhan dan pelayan umat. Semoga ada keluarga umat katolik yang bisa mengikuti jejak para suster ini, dalam penggembalaan umat Alllah,” tutur bupati Simon.

1 komentar:

Suster Pasionis mengatakan...

Terima kasih sudah membuat tulisan untuk kami, tapi kalau dilihat dari judulnya itu tidak tepat, karena sebenarnya Kaul pertama atau profesi pertama bukan Kaul kekal, untuk kaul kekalnya lima tahun lagi, terima kasih

Template by : Andreas aan kasiangan.blogspot.com