Postingan Populer
-
Hermanus Hartono Borneo Tribune, Sekadau Bupati Simon Petrus ditengah kesibukannya melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya baik sebagai kep...
-
Hermanus Hartono Borneo Tribune, Sekadau Pembangkit listrik tenaga diesel yang berada di Suak Payung senuruk Desa Sei Ringin Kecamatan Sekad...
-
By. Hartono Setelah 32 Tahun Menanti IMB keluar, akhirnya kesabaran dan doa umat Katolik Paroki keluarga Kudus Kota Baru terjawab. Mereka ke...
-
Hartono – Humas Pemkab Sekadau Pemerintah Kabupaten Sekadau melalui badan penanggulangan bencana daerah (bpbd) kembali menyalurkan bant...
-
TAYAN—Rencana pembentukan Kabupaten Tayan yang meliputi wilayah Kecamatan Tayan Hilir, Meliau, Balai, Tayan Hulu dan Toba kini maju selangka...
Kota Penelusuran
Media Kalbar
Kasih Itu
Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.
Selasa, 01 Februari 2011
Tamrin Tak Cukup Minta Maaf, Tapi Harus Dihukum Adat
Hermanus Hartono
Borneo Tribune, Sekadau
Tokoh adat dayak Kabupaten Sekadau Ignasius Dibas dengan tegas mengatakan, Prof. Tamrin tidak cukup meminta maaf kepada masyarakat Dayak atas pernyataanya yang tidak bijak sebagai seorang professor, tetapi dia juga harus dihukum adat seberat-beratnya.
Menurut dibas pernyataan tamrin, di sidang areil peterpan yang mengatakan orang dayak bersenggama tidak memiliki ikatakan pernikan sebuah pernyataan yang melecehkan dan menghina masyarakat dayak di seluruh Indonesia di mana pun berapa. “Seorang tamrin adalah profesor yang tidak bodoh, pernyataanya itu tidak mencerminkan sebagai seorang profesor. Dialah yang pantas disebut profesor bodoh.” Gerah Dibas.
Menurut Dibas, pernyataan Tamrin berdampak besar mengarah kepada konflik. Karena sudah menyebutkan salah satu suku sebagai bahan perbandingan kasus ariel. “Sidang yang digelar dijakarta itu tidak main-main, karena dilihat dan didengar oleh seluruh masyarakat Indonesia, lalu mengapa dia harus sebut nama Dayak sebagai bahan perbandingan dengan kasus ariel. Untuk itu saya berharap dia dihukum adat seberat-beratnya karena sudah melecehkan orang dayak. Bila perlu tangkap dia kemudian ikat dan tempeleng mukanya itu,” tegas Dibas seorang mantan anggota DPRD sanggau-Sekadau ini.
Dibas juga mengajak kepada masyarakat dayak supaya tidak tinggal diam terkait pernyataan Tamrin, dalam kasus ariel itu. “Tamrin harus kita hukum, tidak boleh biarkan orang seperti tamrin itu. Masyarakat dayak tidak seperti yang dia bayangkan,” ujarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar