Kasih Itu

Sabar, Murah Hati, Tidak Cemburu, Tidak Memegahkan Diri, Tidak Sombong, Tidak Melakukan Yang Tidak Sopan, Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri, Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain, Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu.

Kamis, 17 Februari 2011

Pentik dan Terimpak Budaya Leluhur Suku Dayak Mualang dan Kerabat


Hermanus Hartono
Borneo Tribune, Sekadau

Festival Budaya Bumi Lawang Kuari -III yang di gelar 19-21 januari 2011 menampilkan beragam hasil seni kreatifitas ukiran, seperti kreatifitas pahatan, manic-manik maupun lukisan dari tujuh kecamatan di Kabupaten Sekadau.

Di stand kecamatan Belitang Hulu misalnya ditemukan pentik untuk sebutan dayak mualang, pahatan dari kayu Belian yang menyerupai manusia. Suku dayak kanayat menyebutnya pantak.

Pentik yangdipajang oleh di stand Belitang Hulu teridiri perempuan dan laki-laki. Keduanya diyakini sebagai suami istri. Pentik dianggap sebagai penjaga kehidupan masyarakat dari marabahaya. Pentik biasanya diletakkan di jalan masuk suatu perkampungan untuk menangkal segala macam marabahaya yang masuk ke perkampungan masyarakat.

Khusus untuk suku dayak kerabat, patung yang terbuat dari kayu belian tersebut disebut terimpak. Terimpak salah satu bentuk peninggalan sejarah yang sampai kini masih dijaga keberadaannya sejak sekadau menjadi kerajaan dan kini berubah menjadi kabupaten. Terimpak, merupakan kebudayaan sub suku Dayak Kerabat yang tinggal di tepian sungai kerabat Desa Tapang Perodah dan Nanga Pemubuh.

Menurut kata Daniel Anes, warga asal sub suku Kerabat saat ditemui di FBBLK III, mengatakan terimpak adalah alat yang melambangkan tahta temenggung adat dayak Kerabat. Selain itu, Terimpak juga melambangkan bahwa seseorang telah pernah menjadi Temenggung adat dayak Kerabat.

Dia menjelaskan, bentuknya yang bertingkat tujuh melambangkan kesempurnaan hidup manusia baru akan tercapai setelah menggapai langit ketujuh, yang menurut kepercayaan adalah Nirwana atau Surga. Terdapat hiasan berupa buah karet dan buah tengkawang melambangkan bahwa kedua jenis tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan lokal yang patut dijaga kelestariannya. Karet dan tengkawang merupakan sumber penghasilan masyarakat Dayak sejak jaman dahulu.

Di bagian puncak terimpak terdapat ukiran berupa burung Tingang. Burung Tingang merupakan burung langka yang saat ini sulit ditemukan keberadaannya. Burung Tingang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi nilainya. Oleh karena itu keberadaan burung Tingang harus dijaga,

Tidak ada komentar:

Template by : Andreas aan kasiangan.blogspot.com